DHONDHONG APA SALAK
Dhondhong
apa salak
Dhuku
cilik-cilik
Andhong
apa mbecak
Mlaku
dimik-dimik
Syair
tembang ‘Dhondhong apa Salak’ apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
adalah
‘Dhondhong
apa salak’
‘Dhuku
kecil-kecil’
‘Naik
delman apa naik becak’
‘Jalan
pelan-pelan’
Dalam
syair tembang dolanan ini kita dihadapkan pada dua pilihan. Ibarat buah
kedondong yang bagian luarnya halus tetapi bagian dalamnya kasar dan tajam, dan
sebaliknya buah salak yang bagian luarnya kasar ternyata bagian dalamnya halus.
Di sini kita dihadapkan pada dua karakter, Lebih baik kita berbuat yang baik
secara lahir maupun batin seperti buah duku, daripada kita berbuat yang dari
luar kelihatan bagus tetapi di dalamnya kasar dan tajam seperti buah kedondong.
Demikian
sebaliknya, lebih baik kita berbuat terlihat kasar dari luar tetapi dalamnya
halus seperti buah salak. Berbuatlah sesuatu yang baik dan tidak menyakitkan,
baik itu secara lahir maupun batin. Sedangkan syair andhong apa mbecak, mlaku
dimik-dimik mempunyai maksud memilih salah satu makna yang dimaksud dalam syair
tersebut . Andong adalah sebuah kendaraan angkutan yang menggunakan tenaga
hewan sebagai penariknya, sedangkan becak adalah kendaraan angkut yang
memanfaatkan tenaga manusia sebagai pendorongnya. Dalam syair ini terdapat
nilai budi pekerti kemandirian, kita tidak boleh menyusahkan orang lain atau
makhluk lain, kita harus hidup mandiri, berjalan di atas kaki sendiri meskipun
pelan-pelan dan tertatih-tatih.